PENGHASILAN TIDAK TETAP
DAN TUNJANGAN
PENGHASILAN TIDAK TETAP
: INSENTIF UNTUK KUNERJA
Penghasilan
tidak tetap (variable pay) adalah kompensasi yang dihubungkan pada kinerja
individu, tim dan organisasional. Secara tradisional juga dikenal sebagai
insentif. Penghasilan tidak tetap merencanakan usaha-usaha untuk memberikan
penghargaan yang nyata kepada para karyawan untuk kinerja di atas rata-rata.
Dasar
filosofis dari penghasilan tidak tetap terletak pada beberapa asumsi dasaar :
·
Beberapa pekerjaan memberikan kontribusi
pada keberhasilan organisasional dibandingkan yang lainnya.
·
Beberapa orang mempunyai kinerja lebih
baik dibandingkan yang lainnya.
·
Para karyawan yang memiliki kinerja
lebih baik seharusnya menerima kompensasi lebih.
·
Sebagian dari total kompensasi beberapa
karyawan seharusnya tergantung pada kinerja.
JENIS-JENIS
PENGHASILAN TIDAK TETAP
Insentif
individualdiberikan untuk memberikan penghargaan
pada usaha dan kinerja individual. Cara yang paling umum untuk memberikan
penghasilan tidak tetap secara individual meliputi penghargaan pengakuan khusus
seperti perjalanan atau barang. Kerugian pada insentif individual adalah
seorang karyawan mungkin akan memfokuskan ada hal terbaik secara individual dan
mungkin menghalangi kinerja individu lain dengan siapa karyawan tersebut
berkompetisi. Kompetisi akan semakin insentif jika hanya karyawan yang memiliki
kinerja terbaik atau pemenang yang menerima insentif.
Insentif
tim atau kelompokadalah perencanaan pembagian perolehan
dimana tim-tim karyawan yang memenuhi tujuan tertentu berbagi perolehan yang
diukur terhadap target kinerja. Sering kali, program pembagian perolehan
berfokus pada peningkatan kualitas, pengurangan biaya dan hasil-hasil yang
dapat diukur lainnya.
Insentif
organisasionaldiberikan berdasarkan pada hasil kinerja
dari seluruh organisasi. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua karyawan yang
bekerja bersama dapat membuahkan hasil-hasil organisasional lebih besar yang
menjadikan kinerja keuangan lebih baik. Program tersebut biasanya membagi
sejumlah perolehan keuangan dari perusahaan dengan para karyawan melalui
imbalan kerja yang dihitung sebagai persentase dari gaji pokok masing-masing
karyawan.
KEBERHASILAN
DAN KEGAGALAN PROGRAM PENGHASILAN TIDAK TETAP
Meskipun
penghasilan tidak tetap semakin populer, udaha-usaha untuk menerapkannya ada
yang berhasil dan ada yang tidak. Satu studi menyatakan bahwa sekita 74% dari
perusahaan mempunyai program penghasilan tidak tetap atau sejenisnya. Sebagian
besar merasa perencanaan tersebut berhasil dalam mengaitkan imbalan kerja
dengan kinerja untuk eksekutif (79%), para manajer (73%), dan para professional
(60%). Tetapi hanya 48% yang merasa bahwa penghasilan tidak tetap adalh efektif
untuk personel administrative.
Kebanyakan
karyawan lebih menyukai penghargaan kinerja yang meningkatkan gaji pokok
mereka, dibandingkan dengan yang diberikan sebagai jumlah tersendiri dalam satu
waktu.para karyawan lebih menyukai penghargaan individual dibandingkan insentif
kelompok/tim atau organisasional. Insentif dapat memberikan hasil, tetapi
bukanlah pemecahan atas segala persoalan. Keberhasilan dari program penghasilan
tidak tetap tergantung pada keadaan.












![]() |

Pemberi kerja memakai
system insentif dengan tujuan untuk :
1.
Menghubungkan kinerja individual pada
tujuan-tujuan bisnis
2.
Memberi penghargaan kinerja yang unggul
3.
Peningkatan produktivitas atau
peningkatan retensi karyawan
Program penghasilan
tidak tetap dapat dianggap berhail jika dapat memenuhi tujuan yang ditetapkan
organisasi untuk dicapainya sejak awal.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan dari
program penghasilan tidak tetap, dapat dikategorikan kedalam tiga bidang
pembahasan :
·
Apakah perencanaan tersebut sesuai
dengan organisasi?
Perencanaan
yang sesuai untuk satu perusahaan tidak selalu sesuai untuk perusahaan lainnya.
Perencanaan tersebut harus dihubungkan dengan tujuan-tujuan organisasi.
Keberhasilan dari program penghasilan tidak tetap manapun tergantung pada
konsistensinya terhadap budaya organisasi.
·
Apakah perilaku yang didorong oleh
perencanaan tersebut merupakan perilaku yang diinginkan?
System
penghasilan tidak tetap harus dikaitkan sebanyak mungkin dengan kinerja yang
diinginkan. Para karyawan harus melihat hubungan langsung antara usaha mereka
dengan penghargaan secara finansial. Perusahaan yang memiliki kinerja lebih
tinggi memberikan jauh lebih banyak insentif kepada karyawan mereka yang
memiliki kinerja terbaik mereka dibandingkan perusahaan yang berkinerja lebih
rendah.
·
Apakah perencanaan tersebut diterapkan
dengan baik ?
Program
penghasilan tidak tetap bisa saja kompleks atau sederhana, tetapi perencanaan
tersebut tidak tetap bisa saja kompleks atau sederhana, tetapi perencanaan
tersebut tidak akan berhasil jika para karyawan tidak memahami apa yang harus
mereka lakukan untuk mendapatkan penghargaan. Semakin rumit perencanaan, akan
semakin sullit untuk dikomunikasikan agar dapat dipahami para karyawan..
Program
penghasilan tidak tetap yang berhasil selalu mengidentifikasi dengan jelas
berapa jumlah yang diberikan kepada karyawan secara terpisah dari jumlah gaji
pokok mereka. Pemisahan ini membuat sebuah kaitan yang jelas antara kinerja dan
gaji. Hal ini juga menegaskan bahwa sebagian dari gaji karyawan, harus di “peroleh ulang” dalam periode kinerja yang
berikutnya.
INSENTIF
PER KARYAWAN
Kondisi
yang diperlukan untuk penggunaan program insentif per karyawan sebagai berikut
:
·
Identifikasi kinerja individual
Kinerja
dari setiap individual harus diukur dan diidentifikasi karena masing-masing
karyawan mempunyai tanggung jawab kerja dan tugas yang dapat dipisahkan dari
karyawan lain.
·
Kerja Independen
Kontribusi
individual yang merupakan hasil dari kerja dan usaha independen yang diberikan
oleh para pemberi kerja individual.
·
Diinginkannya kompetittivitas individual
Karena
individu biasanya mengejar insentif individual untuk mereka sendiri, kompetisi diantara
karyawan sering kali muncul. Maka dari itu, kompetisi independen dimana
beberapa individu “menang” dan yang lainnya tidak haruslah diinginkan.
·
Individualisme ditekankan dalam budaya
organisasional
Budaya
dari organisasi harus menekankan pertumbuhan, pencapaian dan penghargaan
individual. Jika organisasi menekankan kerja tim dan koperasi, maka insentif
individual dapat kontraproduktif.
Sistem
Tarif Satuan
Sistem insentif individual yang
paling dasar adalah sistem tarif satuan, baik dari jenis lurus maupun jenis
diferensial.
·
Sistem
tarif satuan lurus (straight piece-rate system)
Gaji
ditentukan dengan mengalikan jumlah unit yang diproduksi dengan tarif satuan
untuk satu unitnya. Tarif per satuan tidak berubah berapa pun jumlah satuan
yang diproduksi. Karena biaya untuk per unitnya adalah sama, upah untuk setiap
karyawan mudah ditentukan dan biaya tenaga kerja dapat diprediksi dengan
akurat.
·
Sistem
tarif satuan diferensial (differential piece-rate system)
Membayar
karyawan upah tarif satuan untuk unit-unit yang diproduksi sampai hasil standar
dan upah tarif satuan yang lebih tinggi untuk unit-unit yang diproduksi di atas
standar.
Bonus
Karyawan secara individual dapat menerima
kompensasi tambahan dalam bentuk bonus, yaitu gaji satu kali yang tidak menjadi
bagian dari gaji pokok karyawan. Biasanya, bonus memakan biaya lebih rendah
bagi pemberi kerja dibandingkan peningkatan imbalan kerja lainnya karena bonus
tidak menjadi bagian dari gaji pokok karyawan, dimana persentase peningkatan
dimasa depan dihitung.
Bonus juga dapat digunakan untuk
memberi penghargaan kepada karyawan agar memberi kontribusi akan ide-ide baru,
mengembangkan keterampilan, atau mendapatkan sertifikat professional.
Program
Insentif Khusus
Banyak program insentif khusus yang
menyediakan penghargaan kepada individu yang telah digunakan, dimulai dari
kontes satu kali untuk memenuhi target kinerja sampai penghargaan untuk kinerja
seiring waktu.
·
Penghargaan
Uang
tunai, voucher, dan perjalanan adalah penghargaan insentif yang paling sering
digunakan.
·
Penghargaan atas pengabdian
Penghargaan
ini ditentukan oelh lamanya pengabdian dan kinerja hanya memainkan sedikit
peran atau tidak sama sekali.
KOMPENSASI DAN INSENTIF PENJUALAN
Kompensasi yang dibayarkan kepada
karyawan yang terlibat dengan penjualan dan pemasaran adalah sebagian atau
seluruhnya dikaitkan dengan kinerja penjualan individu. Tenaga penjualan yang
memiliki kinerja lebih baik menerima total kompensasi lebih banyak dibandingkan
mereka yang menjual lebih sedikit.
Mengukur
Kinerja Penjualan
Untuk menggunakan kompensasi
penjualan tidak tetap dengan berhasil membutuhkan ditetapkannya kriteria dan
ukuran kinerja dengan jelas. Biasanya, sebaiknya tidak lebih dari tiga ukuran
kinerja penjualan yang digunakan dalam perencanaan kompensasi penjualan.
Perencanaan
Kompensasi Penjualan
Perencanaan kompensasi penjualan
biasanya terdiri atas beberapa jenis yang berbeda, diantaranya:
·
Gaji Saja
Pendekatan
gaji saja ini berguna ketika organisasi lebih menekankan pada pelayanan dan
mempertahankan pelanggan yang ada daripada penjualan dan pelanggan lama.
Pendekatan ini sering kali digunakan untuk melindungi pendapatan dari tenaga
penjualan baru untuk suatu periode waktu saat mereka membangun para pelanggan
dari penjualan mereka.
·
Komisi Langsung
Merupakan
kompensasi yang dihitung sebagai suatu presentase dari penjualan dalam unit
atau satuan mata uang. Dalam sistem komisi langsung, seorang tenaga penjualan
menerima suatu persentase dari nilai penjualan yang dilakukan.
·
Gaji Plus Komisi atau Bonus
Banyak
organisasi juga membayar gaji kepada tenaga penjualan dan kemudian menawarkan
bonus berupa persentase dari gaji pokok yang dikaitkan dengan pemenuhan
berbagai tingkat target penjualan atau kriteria lain.
Tantangan
Kompensasi Penjualan
Insentif penjualan memang berjalan dengan baik, jika tidak
insentif tersebut tidak akan digunakan secara luas. Tetapi, banyak tantangan
yang disebabkannya mulai dari perhitungan total gaji yang benar sampai
berurusan dengan penjualan dalam e-business,
sampai menimbulkan kompetisi di antara tenaga penjual.
PENGHASILAN TIDAK TETAP BERBASIS
KELOMPOK/TIM
Mendistribusikan
Insentif Tim
Beberapa keputusan mengenai metode
untuk mendistribusikan dan mengalokasikan pemberian penghargaan kepada tim
harus ambil. Dua pendekatan utama untuk mendistribusikan penghargaan kepada tim
sebagai berikut :
1. Penghargaan
berukuran sama untuk setiap anggota tim
Dalam
pendekatan ini, semua anggota menerima kompensasi yang sama, tanpa memandang
tingkat pekerjaan, imbalan kerja sekarang atau senioritas.
2. Penghargaan
berukuran beda untuk setiap anggota tim
Dengan
menggunakan pendekatan ini, para pemberi kerja membedakan penghargaan individual
berdasarkan faktor-faktor seperti kontribusi terhadap hasil tim, imbalan kerja
sekarang, lama bekerja, dan tingkat keterampilan dalam pekerjaan yang
dilakukan.
Masalah
dengan Insentif Berbasis Tim
Perbedaan anatara memberi
penghargaan anggota tim secara sama rata atau adil memicu banyak masalah yang
berhubungan dengan insentif berbasis tim. Penghargaan yang didistribusikan
secara merata kepada semua anggota tim dapat dirasakan sebagai “tidak adil”
oleh para karyawan yang bekerja lebih keras, mempunyai kapabilitas lebih atau
melakukan pekerjaan yang lebih sulit.
Dalam mengembangkan dan menerapkan
insentif berbasis tim harus berhati-hati, hingga individualisme ini diakui dan
program kompensasi yang dikembangkan dipandang sebagai lebih adil oleh lebih
banyak “anggota tim”.
Insentif
Tim yang Berhasil
Sifat unik dari tim dan anggotanya
secara mencolok mempengaruhi keberhasilan dalam pengadaan penghargaan berbasis
tim. Penggunaan insentif biasanya terbukti lebih berhasil di mana kelompok
sudah digunakan di masa lalu dan dimana kelompok tersebut telah memiliki
kinerja baik. Tetapi, secara bersamaan memperkenalkan konsep kerja sama tim dan
pergantian pada insentif berbasis tim belum membawa keberhasilan yang sama.
Dua jenis situasi insentif
kelompok/timyang paling sering digunakan adalah tim kerja dan pembagian
perolehan.
·
Hasil Tim Kerja
Program
insentiftim dapat memberikan penghargaan semua anggota secara merata
berdasarkan hasil kelompok, penghematan biaya atau peningkatan kualitas.
·
Pembagian Perolehan
Pembagian
kepada para karyawan atas perolehan yang lebih besar dari perkiraan dalam
keuntungan dan/atau produktivitas
Penghargaan dapat didistribusikan
dalam beberapa cara:
ü Jumlah
merata untuk semua karyawan
ü Persentase
yang sama dari gaji pokok untuk semua karyawan
ü Persentase
dari perolehan berdasarkan kategori karyawan
ü Persentase
berdasar pada kinerja individual terhadap ukuran
INSENTIF ORGANISASIONAL
Sistem
insentif organisasional memberikan kompensasi kepada semua karyawan dalam
organisasi berdasarkan seberapa baik organisasi memiliki kinerja sebagai
kesatuan selama setahun.
Pembagian Keuntungan
Pembagian
keuntungan mendistribusikan sebagian dari keuntungan organisasional kepada karyawan. Tujuan utama
dari perencanaan pembagian keuntungan meliputi hal-hal berikut ini :
·
Meningkatkan produktivitas
·
Merekrut atau mempertahankan karyawan
·
Meningkatkan kualitas produk/jasa
·
Meningkatkan semangat kerja karyawan
Opsi Saham Karyawan
Opsi
saham karyawan memberikan hak kepada karyawan untuk membeli sejumlah tertentu
saham perusahaan pada harga tertentu untuk periode waktu yang terbatas.
PERSPEKTIF
STRATEGIS PADA TUNJANGAN
Tujuan untuk Tunjangan
Tunjangan
harus diliat sebagai bagian dari keseluruhan stratefi kompensasi dari
organisasi. Misalnya, sebuah organisasi dapat memilih untuk bersaing untuk
mendapatkan karyawan dengan memberikan kompensasi pokok, insentif, atau
tunjangan atau mungkin ketiganya. Pendekatan mana yang akan dipilih tergantung
pada banyak faktor, seperti kompetisi, siklus hidup organisasional dan strategi
korporasi.
Analisis Kebutuhan Tunjangan
Analisis
kebutuhan tunjangan meliputi pemeriksaan secara komprehensif pada semua aspek
dari tunjangan dalam sebuah perusahaan. Jika dilakukan secara periodic,
analisis seperti ini tidak hanya menentukan tunjangan apa yang mungkin diinginkan
oleh karyawan.
SIFAT
DAN JENIS TUNJANGAN
Program Pensiun
Tunjangan
pensiun yang diadakan dan didamai oleh para pemberi kerja, karyawan, atau badan
pemerintah. Program pensiun dapat secara dengan kontributor atau nonkontributor. Dalam program pensiun yang
didanai bersama (contributor plan), iuran tunjangan pensiun yang dibayar baik
oleh karyawan maupun pemberi kerja. Dalam program pensiun yang didanai pemberi
kerja (non-contributory plan), pemberi kerja membayar seluruh iuran untuk
tunjangan pensiun.
Tunjangan Finansial dan Lainnya
Para
pemberi kerja dapat menawarkan kepada para pekerja pilihan tunjangan-tunjangan
khusus yang luas: tunjangan finansial, tunjangan asuransi, tunjangan
pendidikan, tunjangan social dan tunjangan rekreasi. Dari sudut pandang pemberi
kerja, tunjangan-tunjangan tersebut dapat berguna untuk menarik dan
mempertahankan karyawan.
Tunjangan Pendidikan
Tunjangan
lain yang diguunakan oelh karyawan adalah dalam bentuk bimbingan pendidikan
untuk membayar sebagian atau seluruh biaya-biaya yang berhubungan demham kursus
pendidikan formal dan program gelar, meliputi biaya buku dan materi
laboratorium. Sejumlah pemberi kerja membayar sekolah pada jadwal yang
proposional, tergantung pada nilai yang didapat, sedangkan yang lainnya hanya
mensyaratkan nilai kelulusan C atau diatasnya.
Tunjangan Sosial dan Rekreasi
Gagasan
di belakang program social dan rekreasi adalah untuk meningkatkan kebahagiaan
karyawan dan semangat tim. Para karyawan mungkin menghargai tunjangan jenis
lain, tetapi para manajer tidak selalu harus mengharapkan adanya peningkatan
dalam produktivitas kerja atau kepuasan kerja sebagai hasilnya.
Tunjangan Hari Libur
Para
pemberi kerja memberi karyawan libur dengan tetap mendapat imbalan kerja dalam
berbagai keadaan. Istirahat makan siang dan periode istirahat, hari besar, dan
liburan dengan tetap mendapat imbalan kerja adalah umum. Tetapi cui juga
diberikan untuk sejumlah tujuan lain. Tunjangan hari libur yang umum meliputi
tunjangan hari besar, tunjangan liburan dan cuti.
Semua
cuti yang didiskusikan disini menambah biaya pemberi kerja bahwa jika tanpa
mendapat gaji, karena pekerjaan karyawan yang libur harus digantikan, baik oleh
karyawan lain yang mendapat pekerjaan tambahan maupun oleh karyawan temporer
yang bekerja di bawah kontrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar