Jumat, 03 Mei 2013

Naskah Drama Bawang Merah Bawang Putih



Bawang Merah dan Bawang Putih
Dahulu kala di sebuah desa ada seorang laki-laki yang bernama  bawang putih ia sangatlah baik kepada semua orang yang membutuhkan pertolongannya. Ia hidup bersama ibu dan kaka tirinya. Ayah kandungnya bernama Mushir pergi ke kota untuk mencari nafkah. Ibu kandung bawang putih meninggal saat bawang putih berusia lima tahun. Ayahnya tak tega jika yang mengurus bawang putih hanya bi Ijah saja,akhirnya Mushir memutuskan untuk menikahi janda beranak satu yakni ibu tiri bawang putih yang bernama Ratna dan kaka tirinya bawang merah. Pada suatu hari Mushir harus meninggalkan keluarganya lebih lama karena ada urusan bisnis dikota yang berhasil ia jalankan. Saat keberangkatannya…
Mushir : “bu… ibu!” (sambil memakan roti)
Ratna: “iyaa pah?papah mau berangkat hari ini?” (sambil meletakan air putih)
Mushir : “Iya nih bu.. anak2 mana?”
Ratna : “masih pada tidur pah,apalagi si bawang putih dia bangun paling siang”
Mushir : “ya sudah saya buru2 nih bu,jaga anak baik2 ya”
Ratna : “iya pah,hati-hati dijalan”
Rupanya kepergian Mushir dimanfaatkan oleh Soidah untuk menyiksa bawang putih..
Ratna : “heh bawang putih bangun” (menyiramkan air)
Bawang Putih : “ada apa ini mah?saya ga ada salah apa apa ko disiram air?”
Ratna : ”Jam berapa ini jam berapa?(menunjuk jam) malas sekali kamu ini cepat bangun lalu bersihkan kamar mandi dapur”
Bawang Putih : “loh kan itu pekerjaan bi ijah mah?”
Ratna: “ehhh pake ngelawan lago ni anak,cepet kerjain aja protes aja”
Bawang putih : “baik mah”
Sementara itu dikamar bawang merah masih terlihat pulas dalam tidurnya…
Ratna : “nak,bangun jam berapa sekarang?ayo bangun” (dengan lemah lembut)
Bawang Merah : “ah si mamah,masih pagi gini disuruh bangun. Lagian aku tadi malem abis begadang mah”
Ratna : “gak boleh gitu ah nak,ayo cepet mandi biar tambah ganteng”
Bawang Merah : “aduh iya deh iya”
Bawang putih sudah selesai membersihkan kamer mandi,bi ijah yang melihat langsung menegur bawang putih..
Bi ijah : “loh den,ko aden yang bersihin?”
Bawang putih : “iya bi disuruh mamah bersihin ini”
Bi ijah : “sini sini bibi ajah yang bersihin den”
Bawang putih :” udahlah bi ini juga udah hamper selesai ko”
Ratna : “Bi ijah bi ijah ini makanannnya mana?” (memanggil dari ruang makan)
Bi ijah : “iya nya”
Bawang Putih : “tuh udah bibi siapin makanan aja sana”
Bi ijah : “iya den bentar ya bibi permisi dulu” (menuju ruang makan)
Bawang Merah : “lama banget sih bi ngapain aja laper nih”
Bi ijah : “maap den ini bibi nyuci piring dulu tadi”
Ratna : “udah deh kamu jangan ribut aja katanya laper nih makan “
Setiap hari bawang putih bekerja keras membersihkan semua ruangan yang ada dirumahnya terkadang bi ijah yang merasa iba membantunya sedikit demi sedikit walaupuun dilarang oleh bawang putih itu sendiri. Pada suatu hari saat bawang putih berbelanja di pasar dengan bi ijah untuk masakan hari ini ia bertemu seorang nenek yang sedang kebingungan.
Bawang Putih : “nenek sedang mencari apa?”(menghampiri nenek tsbt)
Nenek : “ini loh cu tadi nenek menyimpan uang didompet ini ko sekarang ga ada ya padahal nenek mau pulang”
Bawang Putih :”nenek terakhir belanja apa?”
Nenek : “itu loh nenek belanja cabe dan bumbu dapur”
Bawang putih : “yasudah pake uang bawang putih saja nek… nih” (menyerahkan uang)
Nenek : ”beneran ini tidak apa apa cu uangnya?”
Bawang Putih : “benar nek pakai saja”
Nenek :”cucu ikut saja dengan nenek yu,minum kopi dirumah nenek bersama cucu nenek”
Bawang Putih : “wah tidak usah repot repot nek saya sedang belanja dengan bi ijah”
Nenek :”wah anak laki laki ko kasep pisan ya”
Bi ijah: “(datang menghampiri ) den ayo pulang ini belanjanya sudah semua”
Bawang putih :”ya sudah saya pulang duluan ya nek,asalamualaikum”
Nenek :”waalaikumsalam”
Bi ijah :”mari nek”
Nenek :  “cu……cu nama kamu siapa cuuuu’’
Bawang putih pun berlalu pulang bersama bi ijah sempat disesalin nenek karena tidak mengetahui nama anak laki-laki tersebut karena Ia berniat ingin menjodohkannya dengan cucu perempuannya yang bernama mawar… sesampainya nenek itu dirumah…
Mawar : “aduh nenek kemana aja aku cariin dari tadi aku khawatir”
Nenek : “nenek abis dari pasar cu,eh cu nenek mau cerita nih. Tadi di pasar nenek ketemu sama anak laki-laki dia baik banget ngasih uang ke nenek buat ongkos pulang”
Mawar :”loh emang uang nenek kemana?”
Nenek:”nenek lupa naro cu,mau ga nenek kenalin kamu sama laki-laki itu cu?”
Mawar :”aduh nek jodoh mah ga kemana ko,nenek istirahat didalam yu. Diluar dingin “
Nenek :”yah yasudah tapi nanti nenek ajak kamu kepasar ya”
Mawar :”iya iya deh gampang”
Setelah dua hari nenek itu bolak balik ke pasar mencaribawang putih bersama mawar tetapi tidak pernah melihat bawang putih lagi. Dan saat nenek sedang menunggu mawar untuk selesai membeli makanan kecil saat itulah mawar bertemu bawang putih berpapasan tetapi……….
Mawar :”aduhh..”(terpeleset jatuh)
Bawang putih :” jalan hati-hati dong mba sini biar saya yang bantu,yang mana yang terasa sakit?”
Mawar :”terimakasih sekali mas ,yang ini”(menunjuk kebagian pergelangan kaki)
Bawang putih:”sudah enakan,mba?” (menyimpan sepatu bawang putih ke tasnya)
Mawar :”hah ?ya?ya? sudah ko mas lumayan”(melamun betapa baiknya laki-laki ini)
Bawang putih :”sini saya bantu berdiri”(menuntun mawar berdiri)
Mawar:”oh ya terima kasih mas sudah enakan ko”
Bawang putih:” mangkanya ya mba kalo jalan lihat lihat dibawah,mari saya duluan” (berlalu)
Mawar :”oh ya makasih mas” (menghampiri nenek)
Nenek :”lama sekali cu?kanapa dengan kaki mu?”
Mawar :”oh ini tidak apa apa ko nek cuman keseleo saja untung tadi ada seorang laki-laki yang menolongku. Ayo nek kita pulang saja sudah panas”
Mawar dan nenek pun sampai dirumah . Sepatu mawar yang terbawa bawang putih pun masih dijaga oleh bawang putih,dan mawar juga menjaga sepatu sebelah kirinya dengan baik. Mawar masih memikirkan laki-laki tersebut siapa namanya dimana rumahnya dan macam macam ia jatuh cinta pada pandangan pertama sama halnya seperti bawang putih setiap malam ia memikirkan muka wanita yang ditolongnya dipasar. Yang mereka berdua sesali adalah kenapa mereka tidak menanyakan nama masing-masing. Mawar dan bawang putih pun ingin sekali berjumpa untuk mengembalikan sepatu mawar sekedar bertegur sapa dan menanyakan nama. Tetapi ayah dari mawar yang ternyata kepala desa ini ingin sekali menikahi putrinya sebelum usia sang nenek berakhir ibu mawar sempat menolak karena itu tidak adil bagi anak satu-satunya,akhirnya dibuatlah sayembara siapa yang bisa memikat hati mawar akan dinikahkan dengan mawar..
Ibu mawar :”ayah apakah tidak ada cara lain selain ini?”
Bapak mawar :”mau bagaimana lagi bu,sekarang nenek sudah jatuh sakit sedangkan dia ingin sekali sebelum kepergian ia ingin melihat cucu satu-satunya menikah”
Ibu mawar :”iya tentu,ya mau bagaimana lagi. Mungkin mawar bisa menerima dengan alas an seperti ini,mungkin juga mawar akan mecintai suaminya saat dia mulai hidup bersama”
Bawang merah yang mendengar berita tersebut langsung bersih keras ingin mengikuti seyembara yang diselenggarakan pak kades tersebut ….
bawang merah :”ibu ibu cepat kesini,aku ingin sekali mengikuti seyembara pak kades. Mawar kan cantik,anak orang kaya siapa sih yang ga mau menjadi suaminya kan secara otomatis suami dari pak kades akan dijadikan calon kades selanjutnya”
ratna :”iya betul kamu nak,ayo kita ikutan seyembara itu lalu bunuh si nenek itu perlahan bunuh pa kades dan istrinya dan otomatis harta kekayaan akan jatuh ketangan mu nak hahaahahha”
bawang putih yang mendengar rencana jahat ibu dan kaka tirinya tentu tak bisa terima,ia harus mengikuti seyembara tersebut bagaimanapun caranya agar mawar tidak memilih bawang merah sebagai suaminya,dan saatnya pun tiba pada hari itu semua laki laki lajang yang mengikuti acara seperti ini menjadi suami dari anak pa kades para lelaki yang mengikuti acara tersebut mengenakan pakaian yang sangat beragam agar mawar memilih para lelaki yang dianggapnya menarik. Tetapi bawang putih hanya mengenakan baju seadanya sekedar kaos dan celana yang menurut ia rapih. Sebelum keberangkatannya ke rumah pa kades kesibukan terjadi di rumah bawang merah….
Bawang merah :”ibu bagaimana penampilan anakmu ini?”
Ratna :”waw… itu sangat bagus nak. Pantes kamu pakai baju suami mamah yah,kelihatan ganteng”
Bawang merah :”aku sih emang dasarnya ganteng mah hahahaha”
Ratna :”kamu ini bisa saja,bawang putih bawang putih!”
Bawang putih :”iya mah?”
Ratna :”kamu ga boleh kemana mana kamu dirumah saja nih kamu bersihin semua ruangan yang ada dirumah ini. Dan INGET jangan kemana mana!”
Bawang putih :”i. i. iya mah”
Ratna :”ayo nak kita berangkat sekarang nanti kita terlambat”
Bawang putih yang mendengar pekerjaan sangat banyak sangat sedih,tapi ia tak diam saja dirumah ia langsung mengerjakan tugasnya dengan cepat walaupun waktu acara hamper telat
Bi ijah :”sudahlah den,aden pergi saja ke acara itu biar bibi yang bersihkan tenang bibi jamin sebelum acara itu selesai seluruh ruangan ini sudah bersih”
Bawang putih :”benarkah?benar tidak merepotkan bi ijah nantinya?”
Bi ijah :”tidak den,lekas bersihkan diri lalu pergi ke acara tersebut”
Bawang putih :”ter…terimKasih bi,aku mau siap siap dulu ya”
Bawang putih pun mengenakan kaos dan celana seadanya ditambah topeng yang menutupi wajah gantengnya,karena memakai topeng adalah salah satu syarat agar bisa masuk ke acara itu.
Bawang putih :”wah untung saja saya tidak telat sampai acaranya”
Tio :”hey kamu pakaianmu buruk sekali topengmu sangat biasa bagaimana kamu bisa dipilih mawar nanti hahaha”
Doni :”iya nih,baju cuman kaos celana begitu hahaha ga bakal dilirik kamu sama si mawar siap siapa saja nanti”
Bawang putih :”walaupun saya berpakaian seperti ini tetapi saya membawa hati saya yang tulus untuk si mawar buka seperti kalian yang menginginkan harta dari mawar kan”
Doni :”hey jangan asal ngomong kamu mau kita kasih pelajaran”
Tio :”iya hajar aja hajar aja”
Bawang putih :”dari pada kita rebut disini masih mending kita berkompetisi didalam siapa yang bisa merebut hatinya mawar itu baru lelaki”
Tio :”oh nih anak nantangin kita don,okelah kita terima tantangan kamu”
Doni :”iya kita terima tantangan kamu”
Bawang putih :”iya masuklah”
Ibu mawar :”acara dimulai mawar harap memasuki ruangan”
Doni :”mawar bro mawar cantik sekali”
Tio:”iya benar weleh weleh”
Ibu mawar :”mawar harap memilih 4 orang laki-laki untuk dibawa ke atas panggung”
Doni :”saya dipilih broooooo”
Tio :”eitss saya juga bro”
Bawang merah :”mah mah aku dipilih mah”(melambai lambai ke ratna)
Mawar :”kamu yang waktu itu dipasar kan?”(menunjuk bawang putih)
Bawang putih :”(tersenyum)”
Mawar :”ayo ikut”(menggandeng bawang putih)
Ibu mawar :”ya,baik. Disini sudah ada 4 pria yang dipilih oleh mawar dan mawar akan memilih satu orang pria untuk dijadikan sebagai suaminya. Pria tersbut harus melepas topeng yang dipakainya. Ayo mawar pilih salah satu dan gandeng pria itu”
Mawar :”(bolak balik dan meraih tangan bawang putih)”
Doni,tio,bawang merah : “(muka kecewa)”
Bawang merah :”ini tidak mungkin siapa laki laki itu masa dengan pakaian begitu ia bisa memikat hati mawar. Coba lepas topeng kamu”
Mawar :”saya bukan melihat dari penampilan yang dipakai oleh pria ini tetapi saya melihat ketulusan dari pria ini”
Bawang merah :”kalau begitu kami semua ingin tau siapa laki laki itu cepat buka”
Doni,tio :”ya benar kami ingin tau”
Bawang putih :”ya cukup cukup baiklah saya akan membuka topeng ini”(melepas topeng)
Ratna :”apa?bawang putih bukannya kamu dilarang hadir dalam acara ini karna pekerjaanmu membersihkan seluruh ruangan dirumah?”
Bawang merah :”dia kabur tuh mah”
Bawang putih :”tidak tidak saya tidak meninggalkan pekerjaan saya,pekerjaan saya sudah selesai semua kalo kalian tidak percaya kalian boleh pulang kerumah dan melihatnya”
Nenek :”nah,pemuda inilah yang sangat saya ingin jodohkan kepada cucu saya tetapi kamu memilih tepat sesuai jodohmu cucuku”
Mawar :”bukan nek,aku bertemu pemuda ini sewaktu dipasar saat ia menolongku waktu aku sedang terkilir dan dia masih menyimpan sepatuku karna terbawa olehnya”
Bawang putih:”ya betul ini sepatunya”(mengeluarkan sepatu)
Bapak mawar :”baiklah jika kamu mencintai anak saya dan mawar mencintai kamu pernikahan akan dilaksanakan pada esok hari. Bagi yang sudah dating pada hari ini bisa dating besok diacara pernikahan tersebut”
Begitulah akhir dari perjalanan kisah cinta bawang putih dan mawar mereka menikah dan meneruskan usaha keluarga sebagai petani dan pemimpin desa. Desa menjadi lebih makmur dan subur atas ide ide dari bawang putih. Bawang putih dan mawar hidup bahagia selamanyaaaaaaaaaaaaaa..



*selesai*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar